Kini, sebuah jendela pengetahuan baru juga mulai terbuka, yaitu sel punca atau stem cell. Sel Punca atau stem cell adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan sel yang dapat berkembang menjadi berbagai jenis sel. Sel punca merupakan cikal bakal dari semua sel tubuh kita.
Jadi kita bisa merangsang dan menumbuhkan sebuah jaringan tubuh
tertentu dengan satu sel ini, misal jaringan kulit, otot atau sel darah.
Bayangkan
jika seorang kerabat Anda menderita sakit jantung, namun dapat kembali
sehat karena diberikan sel punca yang dapat menggantikan sel jantungnya
yang rusak. Sel punca juga dapat menggantikan jaringan kulit yang rusak
pada penderita luka bakar yang luas. Bahkan, baru-baru ini telah
ditemukan di Jerman bagaimana transplantasi stem cell dapat menyembuhkan seorang penderita AIDS. Menarik bukan?
Belum
lama ini diadakan sebuah kuliah tamu mengenai potensi dari sel punca
yang bertempat di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kuliah tamu
ini dihadiri tiga pembicara yang diundang untuk berbicara seputar sel
punca. Pembicara yang hadir meliputi Profesor Sheng Ding (Amerika
Serikat), dr. Stephen E. Epstein (Amerika Serikat), dan dr. Boenjamin Setiawan, PhD (founder and honorary chairman Kalbe group).
Sesi
kuliah dibuka dr. Boenjamin Setiawan yang memaparkan pentingnya
mengembangkan sel punca untuk masa depan kedokteran Indonesia. Selain
itu, dr. Boenjamin juga memaparkan tentang berbagai kegunaan sel punca
di dunia kedokteran.
“Sel
punca adalah sel yang mempunyai kemampuan untuk membelah dan berkembang
menjadi berbagai bentuk sel atau jaringan lain,” ungkapnya.
Manfaat sel punca banyak sekali, diantaranya untuk penyembuhan luka, anti-ageing,
patah tulang dan masih banyak lagi. dr. Boenjamin mengakhiri dengan
berpesan bahwa perkembangan sel punca di Indonesia masih tertinggal jika
dibandingkan dengan negara lain, namun Indonesia masih bisa mengejar
karena Indonesia memiliki sumber daya yang diperlukan untuk perkembangan teknologi sel punca ini.
Profesor
Sheng Ding melanjutkan sesi kuliah dengan memaparkan hasil penelitian
yang telah dilakukannya. Profesor Sheng Ding telah mengidentifikasi
berbagai molekul kimia yang dapat digunakan untuk mengatur nasib dari
sel punca. Melalui berbagai molekul ini, sel punca dapat diprogram
sehingga bisa berkembang menjadi berbagai sel dewasa yang kita inginkan.
Melalui wawancara eksklusif dengan redaksi Klikdokter, Prof.
Sheng Ding juga memaparkan bahwa dirinya yakin dalam beberapa tahun ke
depan kita sudah dapat merasakan manfaat dari teknologi sel punca ini.
Sesi
kuliah ditutup oleh dr. Stephen E. Epstein. Beliau adalah seorang
dokter spesialis jantung yang mendalami hubungan sel punca dengan
penyakit jantung. Beliau memaparkan bahwa berbagai penelitian saat ini
masih belum dapat menunjukkan manfaat yang signifikan dari terapi sel
punca pada penyakit jantung. Namun dr. Stephen berpendapat bahwa hasil
ini disebabkan peneliti masih belum menemukan cara yang tepat untuk
menggunakan sel punca dengan maksimal. Jika peneliti sudah menemukan
cara yang tepat untuk membuka misteri dari sel punca, maka manusia akan mendapatkan manfaat yang besar dai potensi sel punca yang sangat besar.
Kita
baru saja memasuki era perkembangan sel punca, sehingga masih banyak
yang perlu kita pelajari tentang sel punca ini. Sel punca memiliki
potensi yang sangat besar, sel ini dapat menggantikan sel jantung yang
rusak, mengganti tulang yang patah atau kerusakan organ lain yang masih
belum ada pengobatannya. Ketika teknologi sel punca sudah berhasil,
tentu akan banyak sekali nyawa manusia yang dapat diselamatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar